Workshop Pengembangan Modul Ajar Pada Program TEFA Skema Pengimbasan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Sikur, 28/09/24– Dalam rangka menyukseskan Program Tefa Skema Pengimbasan Tahun 2024, SMKN 1 Sikur menyelenggarakan Workshop Pengembangan Modul Ajar yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari 27 sampai 29 September 2024. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan guru dari sekolah imbas yaitu SMKN 1 Masbagik, SMKN 1 Jerowaru, dan SMKS NWDI Pancor dengan tujuan memberikan keterampilan dan pemahaman dalam menyusun modul ajar yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum serta perkembangan teknologi dan industri saat ini.


Kepala SMKN 1 Sikur, Hasbi Ahmad, S.Pd, M.Pd dalam sambutannya menekankan pentingnya inovasi dalam penyusunan modul ajar guna mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. “Modul ajar adalah elemen penting dalam pembelajaran, khususnya di SMK yang memiliki fokus pada keterampilan vokasi. Dengan adanya modul yang baik, para guru bisa lebih mudah menyampaikan materi baik secara Daring maupun Luring, dan siswa pun bisa lebih cepat menguasai kompetensi yang diajarkan,” ujarnya.


Workshop ini menghadirkan narasumber berpengalaman dari Polteknik Negeri Jakarta, Noorlela Marcheta, S.Kom, M.Kom. yang merupakan pakar dalam bidang pengembangan kurikulum dan metode pengajaran modern. Ia menjelaskan pentingnya modul ajar yang relevan dengan dunia industri agar siswa SMK dapat memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. “Modul ajar di SMK harus mencerminkan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sehingga lulusan SMK bisa siap kerja dan kompetitif,” ungkapnya.


Selama workshop berlangsung,hari pertama para guru diajarkan bagaimana menyusun modul ajar yang tidak hanya fokus pada materi teori, tetapi juga menekankan pada pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan berbasis praktik. Selain itu, para guru juga diperkenalkan pada penggunaan teknologi digital sebagai media sekaligus sarana untuk menciptakan modul ajar yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa.


Hari kedua, narasumber memberikan waktu kepada peserta workshop untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, modul-modul yang dipresentasikan mendapat banyak respon dari masing-masing peserta, mendapatkan masukan dan saran guna menemukan pola yang sesuai dengan kondisi peserta didik masing-masing sekolah.


Dihari ketiga dilakukan review dan refleksi terhadap seluruh kegiatan dan tugas-tugas yang sudah siselesaikan. Harapannya<span;> dapat menghasilkan modul ajar yang berkualitas, relevan, dan mampu menjadi pedoman bagi guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna bagi para siswa. Hal ini juga sejalan dengan upaya sekolah dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan vokasi di Indonesia.


Salah satu peserta yang hadir, menyatakan bahwa workshop ini sangat membuka wawasan baru dalam pengembangan materi ajar yang kreatif dan aplikatif. “Dengan mengikuti workshop ini, saya merasa lebih siap untuk menyusun modul ajar yang sesuai dengan kompetensi keahlian siswa. Ini tentu akan sangat membantu siswa dalam memahami materi sekaligus menyiapkan mereka untuk terjun ke dunia kerja,” ujarnya.


Secara keseluruhan Workshop ini berjalan dengan sangat baik, dan seluruh tugas-tugas dapat diselesaikan dengan baik. Semoga para guru terus dapat meningkatkan kompetensinya dalam mendidik dan melahirkan siswa-siswa yang berkompeten.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp